ViewRanger – Pemandu Arah dalam Menjelajah

Seperti yang kita tau, salah satu perlengkapan penting dalam melakukan pendakian adalah alat bantu navigasi yaitu peta, kompas, dan GPS. Alat bantu navigasi dapat membantu kita untuk mengetahui arah dan posisi. Tentu saja untuk menggunakannya dengan baik dan benar, kita harus menguasai ilmu navigasi darat. Bila kamu tidak menguasai ilmu navigasi darat, saya sangat menyarankan kamu (yang memang senang mendaki gunung) untuk belajar navigasi darat.

Wait…! Bukannya GPS device itu mahal, ya? Padahal kan gue naik gunung nggak sering-sering banget.

Weitsssss... Kamu tau nggak, kalau GPS pada smartphone itu bisa digunakan secara offline? Sejak beberapa tahun terakhir, saya menggunakan ponsel pintar saya sebagai alat bantu navigasi saat melakukan pendakian. Awalnya, saya yang juga sadar kalo harga GPS device itu nggak murah, mencoba ngoprek cara kerja GPS pada ponsel pintar berbasis Android. Saya sempat berpikir, kalau GPS yang tertanam pada ponsel pintar itu hanya bisa berfungsi saat ponsel dalam keadaan mempunyai koneksi internet. Secara jika internet mati, aplikasi GoogleMaps tidak bisa menampilkan peta.

Akhirnya saya coba cari di PlayStore aplikasi peta yang bisa digunakan secara offline. Setelah coba-pasang aplikasi per aplikasi, ternyata saya menjatuhkan pilihan pada ViewRanger karena fitur-fiturnya yang kelihatan oke. Namun masalahnya tetap sama. Tetap saja peta tidak dapat muncul ketika ponsel dalam moda pesawat (Airplane mode). Saya terus mengulik aplikasi tersebut, dan akhirnya menemukan bahwa ternyata ViewRanger dapat digunakan secara offline. Oke nih, buat naik gunung. Semenjak itu, saya selalu menggunakan aplikasi ini saat melakukan pendakian.

Gimana sih, cara makenya? Oke-oke kita bahas satu per satu dari awal.

Pertama, tentunya kamu harus terlebih dahulu mengunduh ViewRanger, meng-install-nya pada smartphone-mu. Tenang saja, aplikasi ini tersedia untuk pengguna Android dan iPhone. Untuk WindowsPhone, sayangnya aplikasi ini tidak tersedia. Untuk Blackberry? Assalamu’alaykum yaa ahlii kubuur aja, ya. :))) Setelah itu, kamu akan diharuskan membuat akun ViewRanger-mu. Gratis. Ketika kamu membuat akun, akun ini nantinya akan terintegrasi dengan peta yang kamu beli (beberapa layanan peta adalah berbayar, tapi tenang, nggak kepake benget kok), data tracklog atau laporan perjalanan yang kamu rekam, atau rute yang kamu buat.  Tampilan aplikasi ini pada ponsel berbasis Android, adalah seperti ini:

Nah, kalau sudah ter-install di ponselmu dan kamu sudah login dengan akun yang kamu buat, pertama-tama kamu harus mengenali dulu masing-masing fungsi dari ikon yang ada.

Tab browser berfungsi sebagai “pendeteksi” apabila ada tracks atau routes (yang pernah user lain unggah) di area yang terlihat pada Map browser. Kamu bisa mempersempit pencarian dengan mengutak-atik filters. Hasilnya, akan terlihat di bawahnya.

Tab maps berfungsi untuk menampilkan peta seutuhnya. Di sini nanti kita akan banyak “bekerja”. Di tab maps ini, kamu akan mendapatkan informasi koordinat dan ketinggian (altitude) tempat kamu berada. Terdapat juga kompas untuk menunjukkan arah.

Tab profile ini memuat semua informasi tentang kamu pada ViewRanger. Seperti tracks dan routes yang terakhir kamu buat, gunakan, atau kamu unduh. Untuk tab search, sengaja tidak saya sertakan screenshoot-nya, karena ternyata fungsinya masih sama dengan aplikasi kebanyakan. Yaitu untuk mencari. Iya, maaf.

Langsung lanjut ke Tab more options, di sini tempat kamu menyeting ViewRanger kamu.

Oke, setelah kamu mengenali interface aplikasi ini beserta fungsinya, sekarang mari kita masuk ke babak “Cara menggunakan ViewRanger“. Tentunya secara offline. Pertama-tama yang harus kamu lakukan adalah mengunduh area di mana kamu akan menggunakan ViewRanger. Kalo saya sih biasanya melakukan ini (beberapa waktu) sebelum pendakian dan menumpang WiFi teman. Gimana cara mengunduh area-nya? Masuk ke Tab-maps, arahkan peta ke tempat kamu mau menggunakan ViewRanger, pilih ikon Maps-options, lalu akan muncul pilihan Save for offline use, lalu pilihlah Detailed. Dalam contoh gambar di bawah ini, saya memilih area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan sekitarnya.

Nah, kamu bisa lihat, area yang kamu pilih akan diselimuti grid. Pilihlah kotak-kotak yang meliputi area yang kira-kira akan kamu jelajahi. Jika kamu kurang jelas melihat, kamu bisa memperbesar gambar peta dengan tombol Zoom in. Sementara, jika kamu ingin menggeser peta, pastikan tombol Select Tile kamu tekan terlebih dahulu dan berubah menjadi Pan Map, supaya saat kamu menekan layar, grid/tile yang sudah kamu select (berwarna merah) malah jadi unselected (kembali menjadi netral).

Di sudut kanan atas, akan terdapat informasi jumlah tiles yang kamu pilih, dan perkiraan besar file yang akan kamu unduh. Setelah kamu yakin, klik tombol Download untuk mengunduh area yang kamu pilih. Beri nama semerdeka kamu. Pastikan semua terunduh dengan baik, dan tidak ada error. Supaya tidak menyusahkan kamu saat kamu memakainya di tempat yang tidak ada jaringan internet sama sekali.

Setelah itu, saatnya kamu coba secara offline. Tentunya dengan mencobanya langsung di area yang sudah kamu unduh tadi. Aktifkan GPS location ponsel kamu, dan jangan lupa untuk mengaktifkan Moda Pesawat (Airplane mode). Lalu, buka ViewRanger. Pilih Tab more options > My Maps. On Device adalah maps atau area yang sudah kamu unduh, dan My Maps adalah peta-peta atau area-area yang pernah kamu unduh dan tersimpan di akun ViewRanger-mu.

Pilih peta di tab On Device yang sudah kamu unduh areanya, lalu pilih Open Map. Setelah itu, ketuk ikon kompas supaya kamu bisa melihat posisi kamu saat ini. Lalu, tekan tombol Map Actions yang berada di kanan bawah, dan pilih Record Track, lalu tekan tanda panah pada kiri atas (di sebelah tulisan Track) untuk kembali ke moda peta.

Mulailah berjalan. Nantinya perjalanan kamu akan terekam menjadi jejak yang membentuk jalur mengikuti posisi kamu berada. Bila kamu berhenti untuk beristirahat dalam waktu yang cukup lama, jangan lupa pause record dengan cara mengetuk  pop-up Trip Time yang berada di atas tombol Action Maps. Begitu juga jika kamu ingin berhenti merekam track apabila kamu sudah sampai di tujuan. Track yang terekam, nantinya bisa kamu ekspor menjadi file GPX, atau kamu jadikan route untuk kamu gunakan di kemudian hari.

Oh iya, bicara tentang GPX, sebelum mendaki, kamu juga dapat mengimpor file GPX pada aplikasi ini. Misalnya, kamu ingin mengimpor track atau route jalur pendakian, kamu tinggal ketuk Tab more options > Import / Export > Import Externally lalu pilih file GPX (file berekstensi *.gpx) dari lokasi tempat kamu menyimpan file tersebut pada ponselmu. Nanti ketika kamu membuka peta, peta kamu akan muncul track/route yang berasal dari file GPX yang kamu impor. Kamu akan mudah mengikuti jalur yang sudah tersedia tanpa khawatir tersesat.

Kamu nggak tau di mana nyari file GPX jalur-jalur pendakian? Tenang, saya sudah mengumpulkan sebagian besar file GPX untuk gunung-gunung di Nusantara dari beberapa situs, terutama situs gunungbagging.com. Kamu bisa cari di tabel-tabel di akhir postingan ini. Selamat menjelajah, dan semoga bermanfaat.

CATATAN PENTING!

Saya baru menyadari ternyata ada pembaruan dari gooogle mengenai komposisi alamat tautan yang dibagikan, sehingga teman-teman yang mau mengakses tabel di bawah ini jadi request permission. Maka, sementara teman-teman dapat mengakses file GPX dan KML melalui tautan https://drive.google.com/drive/folders/0B7TH8x-Z1154V3ZfY1FnZmgtN1E?resourcekey=0-mEuGMarFrM_ta9m2PQq5lw&usp=sharing selagi saya pelan-pelan memperbaiki satu per satu tautan pada tabel. Mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam mengakses file ini yaa.

CATATAN PENTING LAGI!

Meski aplikasi ini memudahkan kamu, pengetahuan mengenai navigasi darat TETAP HARUS kamu ketahui dalam kegiatan pendakian, untuk menjagamu dari skenario yang paling buruk yang sangat mungkin terjadi di alam bebas!


Informasi lain seputar pendakian:

16 Comments

  1. Pingback: Nomor Telepon Basecamp Gunung-gunung di Indonesia | kolom sunyi kontemplasi

  2. Pingback: MANAJEMEN PENDAKIAN | kolom sunyi kontemplasi

  3. Pingback: Penyakit-penyakit Gunung dan Cara Penanganannya | kolom sunyi kontemplasi

  4. Pingback: 11 Teknik Bertahan Hidup di Alam Liar | kolom sunyi kontemplasi

  5. Pingback: Shalat Saat Travelling atau Mountaineering | kolom sunyi kontemplasi

    • Halo halo. Di sekitar Oktober 2021 saya kebanjiran notifikasi permintaan akses untuk view (dan bahkan edit) file gpx atau kml yang saya simpan di drive. Ternyata berasal dari sini ya? Hahahaha.

      Perlu diketahui, untuk menggunakannya, cukup download saja. Tidak perlu sampai view apalagi edit (tentunya selain masalah keamanan data saya yang ada di dalam drive). Karena meski memiliki akses view pun, file gpx atau kml setahu saya tidak akan bisa terlihat langsung di browser. Perlu dieksport ke aplikasi gps terlebih dahulu.

      Semoga ini membantu yaa.

      Like

Leave a comment